Tamu

PENDIDIKAN KARAKTER KARYA LPS FASYA



URGENSI PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER DI SEKOLAH

KARYA TULIS



LEMBAGA PERS & JURNALISTIK





SMK AL SYA’IRIYAH LIMPUNG
KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI
B A T A N G









A.    Latar Belakang

Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua. Keinginan menjadi bangsa yang berkarakter sesunggungnya sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia.
Situasi sosial, kultural masyarakat kita akhir-akhir ini memang semakin mengkhawatirkan. Ada berbagai macam peristiwa dalam pendidikan yang semakin merendahkan harkat dan martabat manusia. Hancurnya nilai-nilai moral, merebaknya ketidakadilan, menjamurnya kasus korupsi, terkikisnya rasa solidaritas telah terjadi dalam dunia pendidikan kita. Bisa dikatakan saat ini negara kita sedang dilanda wabah “demoralisasi akut” yang menunggu untuk segera di atasi, jika tidak ingin negara ini menjadi semakin hancur. Dari sini kemudian muncul pertanyaan ada apa dengan pendidikan kita? Rupanya usaha perbaikan di bidang pendidikan dirasa tidak hanya cukup dengan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan saja, melainkan membutuhkan perencanaan kurikulum yang sangat matang yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bangsa.
Selain persoalan di atas, akhir-akhir ini telah terjadi perubahan nilai yang sangat cepat sebagai dampak kemajuan teknologi, informasi dan globalisasi. Oleh sebab itulah bagaimanakah mempersiapkan atau membangun karakter bagi peserta didik dalam menghadapi pengaruh global. Untuk itu kurikulum pendidikan karakter harus diterapkan di setiap satuan pendidikan kita mengingat berbagai macam perilaku yang tidak mendidik telah merasuk dalam sendi-sendi penyelenggaraan pendidikan dan kehidupan masyarakat kita.
Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karakater manusia dan bangsa Indonesia agar memiliki karkater yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan terjadi transformasi yang dapat menumbuh kembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak baik menjadi baik.
Pendidikan karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Karena usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukkan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa “walaupun jumlah anak-anak hanya 25% dari total penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan. Oleh karena itu, penanaman moral pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa.
Sebagaimana teori yang mengatakan bahwa pada usia dini 0 – 6 tahun adalah masa dimana otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada masa itu adalah masa-masa emas anak (golden age) dimana pada masa itu segala aspek perkembangan fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk dan pada masa 0-6 tahun pula otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi tanpa melihat dan tanpa dapat membedakan apakah informasi yang diterima tersebut baik atau buruk.
Ki Hajar Dewantara juga dengan tegas menyatakan bahwa “pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter.
B.     Tujuan  Pendidikan Karakter
1.      Memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingmya pendidikan
2.      Mengarahkan kepada siswa agar berperilaku dan melakukan tindakan yang mulia
3.      Terintegrasinya nilai-nilai karakter pada setiap siswa
4.      Dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter
5.      Terbentuknya karakter yang baik
C.    Manfaat Pendidikan Karakter
1.      Mampu berkomunikasi, berinteraksi dan bersosialisasi di lingkungan sekitar
2.      Menumbangkan rasa pesimisme
3.      Membangun jati diri melalui peran moral, intelektual, emosional dan sosial

D.    Rumusan Masalah
1.      Apakah makna dan khakekat pendidikan karakter?
2.      Seberapa pentingkah pendidikan karakter di sekolah?
3.      Bagaimana implementasi pendidikan karakter di sekolah?

E.     Pembahasan
1.      Makna dan khakekat pendidikan karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun social ialah mereka yang memiliki Akhlaq, moral, dan budi pekerti yang baik. Mengingat itu semua sangat penting harus di awali dari dunia pendidikan,,memulai dari Sekolah Dasar (SD) dimana pendidikan dasar di mulai , bahkan dari usia dini (TK/PAUD).
Penguatan pendidikan Karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di Negara kita. 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
a.       Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b.      Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c.       Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d.      Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e.       Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
f.       Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g.      Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h.      Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i.        Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j.        Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k.       Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
l.         Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
m.    Sahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
n.      Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
o.      Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p.      Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q.       Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r.        Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.


2.      Pentingnya pendidikan karakter di lingkungan sekolah
Sejalan dengan arus globalisasi saat ini, banyak orang yang berloma lomba memajukan IPTEK, berbagai persaingan pun dititikberatkan pada skill dan nilai akademis hingga kebanyakan dari mereka berlomba mengejar material dan popularitas semata. Praktis dunia pendidikan sekarang hanya memprioritaskan pendidikan akademis bagi para siswanya, sehinga pendidikan karakter menjadi dikesampingkan. Lalu bagaimana dampaknya pada generasi penerus bangsa ini? Yang melupakan pendidikan karakter dan hanya mengejar IQ yang dianggap sebagai kunci sukses. Bukankah pemuda sekarang adalah pemimpin di masa mendatang? Lalu bagaimana dengan nasib bangsa ini jika pemimpinnya tidak mempunyai karakter yang baik?
Fenomena yang terjadi telah menjawab bagaiman kondisi bangsa kita sekarang ini, mulai dari permasalahan para pelajar yang terjerumus pada pergaulan bebas, aksi tawuran, demonstrasi yang anarkis, hingga masalah hal tabu seperti seks bebas yang kini menjadi lumrah, kemudian meluas lagi pada masalah pemerintahan dan kemasyarakatan seperti masalah ekonomi dan sumber daya yang tertinggal karena monopoli para pejabat kaya, hingga para pemimpinnya yang korupsi. Timbulnya permasalahan ini tidak lain karena kurangnya pendidikan karakter dalam setiap individu.
Peran pendidikan karakter bagi siswa ini sebenarnya sebagai pondasi siswa dalam setiap tindakan dan pemikirannya. Pembentukan karakter bagi siswa di lingkungan sekolah melalui proses pembelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, sehingga siswa mampu menentukan sebuah pilihan dan memecahkan masalah. Selain itu pendidikan karakter juga dapat berpengaruh terhadap hal berikut:


a.       Membangun Kekuatan Afirmasi
Seseorang akan dapat memvisualisasikan prinsip hidup yang diperoleh melalui keenam prinsip dalam pembangunan mental berdasarkan rukun iman. Afirmasi atau penegasan memiliki lima dasar yaitu: Pribadi, positif, masa sekarang, visual dan emosi.
b.      MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL (ESQ)
Tingkat IQ atau kecerdasan intelektual atau kecerdasan otak seseorang umumnya tetap,sedangkan EQ (kecerdasan emosi) dapat terus ditingkatkan seperti : kemampuan merasakan,memahami,dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan energi sebagai sumber energi ,informasi,koneksi,dan pengaruh manusia.
c.       MEMBANGUN PENGALAMAN POSITIF
Energi positif di dalam diri akan menjadi kekuatan yang memetakan dan menganalisis semua informasi yang masuk ke dalam diri, sehingga diri bisa mengendalikan pikiran dan emosinya, juga bisa menghindarkan dirinya dari bahaya stres oleh berbagai peristiwa negatif
d.      PEMBANGKIT DAN PENYEIMBANG ENERGI BATINIAH PENGASAHAN PRINSIP

Anda masih ingat hukum kekekalan energi ? energi tidak hilang, tetapi ia hanya berubah bentuk. Begitu juga iman, iman melahirkan sebuah keinginan untuk berbakti kepada Allah, dan keinginan adalah sebuah energi atau dorongan. Terkadang keinginan batin itu tidak dapat di akomodir lingkungan, maka yang terjadi adalah sesorang akan merasa kecewa akibat ketakseimbangan antara keinginan dan kenyataan.

e.       PELATIHAN KETANGGUHAN SOSIAL

1)      Bersama – sama kesulitan ada kemudahan.
Dalam Al Qur’an Surat Al insyirah ayat 6 artinya :
“Sesungguhnya bersama – sama kesulitan itu akan ada kemudahan’’.
Hidup akan menjadi sulit, jika hati kita membuatnya sulit, tetapi sebaliknya hidup akan menjadi mudah jika kita membuatnya mudah.
2)       Momentum Perubahan. 
Momentun melakukan suatu perubahan, baru akan terjadi ketika kita mampu beradaptasi dengan segala bentuk perubahan, baik yang memiliki kecepatan tinggi atau sebaliknya.

f.       GARIS ORBIT DAN MAKNA KIBLAT
Sederhananya, karakter pribadi harus tetap beredar pada garis orbit yang selalu mengelilingi titik Allah. Karakter yang harus selalu sesuai dengan suara hati dalam God Spot dan dengan enam azaz rukun iman, yang dikelilinginya lima kali dalam sehari semalam. Tapi terlalu banyak orang yang beredar diluar garis orbit, meski fisiknya sudah melakukannya lima kali dalam sehari semalam, namun jiwa, pikiran serta tingkah lakunya mengorbit dan berpusat pada prinsip yang lain.
Dengan terbentuknya karakter siswa maka siswa dapat mengimplementasikan sikap toleransi, jujur, religius, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, tanggung jawab dan demokratis, sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah dan menentukan sebuah pilihan semakin baik. Bisa membedakan mana yang harus diutamakan antara kepentingan pribadinya dan kepentingan masyarakat. Akhirnya terciptalah sebuah dedikasi yang nyata, maka tidak ada pelajar yang terjerumus pada pergaulan bebas, aksi tawuran, demonstrasi yang anarkis, hingga masalah hal tabu seperti seks bebas, para pejabat kaya yang otoriter, bencana yang melanda karna ulah tangan manusia serakah, hingga para pemimpin yang korupsi.
3.      Implementasi pendidikan karakter di sekolah
a.       Dalam kegiatan ekstra kurikuler
Landasan dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan apa yang ada di dalam Panduan Model Pengembangan Diri yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2009:19) online, bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi :
1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Selain itu juga dapat berperan sebagai pembentukan karakter siswa. Dalam ekstrakurikuler siswa diarahkan dalam berbagai hal seperti ekstrakurikuler PMR yang mengadakan kegiatan bhakti sosial seperti penggalangan dana untuk bantuan masyarakat yang kurang mampu, hikmah dalam kegiatan tersebut siswa dapat menjadikan pembelajaran bagaimana hidup dalam kekurangan dan kesulitan, hingga dapat dijadikan acuan tindakan, bagaimana seharusnya memanejemen waktu dan keuangan, tidak senang menghamburkan rizki, selalu mengsyukuri nikmat dan pemberian. Muncul pula keinginan untuk meringankan beban masyarakat yang tidak mampu, dimulai dari hal kecil seperti menyisihkan sebagian uang saku untuk sedekah. Dari hal kecil tersebut berkembang menjadi keinginan yang lebih besar, contohnya dengan mengajak teman teman dan keluarga menggalang dana untuk disalurkan bagi mereka yang tidak mampu.
Selain kegiatan bakti sosial dapat kita lihat pula dalam ekstrakurikuler PMR yang mengajarkan tentang bagaimana kita menjadi kader remaja di sekolah,menerapkan pola hidup sehat di sekolah,cinta lingkungan,dan kegiatan yang bermanfaat bagi kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu donor darah.
Dari donor darah tersebut setidaknya bisa menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebersamaan dalam merasakan suka dan duka dengan orang yang membutuhkan donor darah.
Lain dari kegiatan PMR lain pula  dengan kegiatan pramuka. Sebagai contoh dalam proses pendirian tenda, perlu mengetahui bagaimana langkah langkah mendirikan tenda agar tenda itu dapat berdiri dan dapat di gunakan. Dengan proses pendirian tenda tersebut  terjadilah kerja sama, kreativitas, efesien waktu dan kedisiplinan sangatlah penting untuk di terapkan.
Interaksi antara junior dan senior dalam kegiatan pramuka, seperti adanya gojlokan, dimana junior selalu disalahkan, digertak, dicaci, hingga harus melakukan tindakan konyol seperti menyatakan cinta pada seniornya, memakai pakaian seperti orang gila, dan lain sebagainya. Proses tersebut sebenarnya dapat mengokohkan mental junior, bagaimana mereka dapat memposisikan diri kapan saatnya junior harus tunduk pada senior, harus melawan instruksi senior, dan kapan saatnya membela diri.
b.      Pembelajaran Berkarakter
Dalam pembelajaran pendidikan berkarakter di sekolah, kita dapat melihat dari tahun 2013 ini, sebagaimana kurikulumnya lebih mengarah kepada pendidikan karakter, kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh. Kegiatan belajar mengajar misalnya, model pembelajaran lebih banyak  praktek dibandingkan dengan materi yang diberikan, ini bertujuan untuk melatih siswa agar lebih aktif saat pelajaran dan mampu berkomunikasi dengan baik, lebih menekankan pemecahan masalah secara aktif, dan juga melibatkan diskusi untuk melatih penalaran, ekspresi dan etika dalam berbeda pendapat dari pemikiran bersama.
Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Merespons sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi pekerti (pendidikan karakter), terutama  melalui dua mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, telah diupayakan inovasi pendidikan karakter. Inovasi tersebut adalah:
1.      Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran. Integrasi yang dimaksud meliputi pemuatan nilai-nilai kedalam substansi pada semua mata pelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi dipraktikkannya nilai-nilai dalam setiap aktivitas di dalam dan di luar kelas untuk semua mata pelajaran.
2.      Pendidikan karakter juga diintegrasikan ke dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan peserta didik.
3.      Selain itu, pendidikan karakter dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan semua urusan di sekolah yang melibatkan semua warga sekolah (Dit. PSMP Kemdiknas, 2010).Dari ketiga bentuk inovasi di atas  yang paling penting dan langsung bersentuhan dengan aktivitas pembelajaran sehari-hari adalah pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Pengintegrasian pendidikan karakter melalui proses pembelajaran semua mata pelajaran di sekolah sekarang menjadi salah satu model yang banyak diterapkan. Model ini ditempuh dengan paradigma bahwa semua guru adalah pendidik karakter (character educator).Semua mata pelajaran juga memiliki misi dalam membentuk karakter mulia para peserta didik (Mulyasa, 2011: 59)
Pada kurikulum ini guru hanya menerangkan sebagian kecil materi pelajaran yang disampaikan, selanjutnya guru hanya memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada siswa, itu berlaku untuk semua mata pelajaran. Dalam menentukan keberhasilan siswa, guru harus menilai dan mempertimbangkan beberapa aspek seperti pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan perilaku (psikomotor). Seorang siswa yang menempuh ujian  secara tertulis juga dinilai kemampuan pendidikan karakter yaitu kemampuan melakukan kejujuran dengan tidak menyontek dan bertanya kepada teman, hal ini disikapi karena perbuatan-perbuatan tersebut tidak baik. Di samping itu, dinilai dari  kemampuan gerak-geriknya, yaitu kemampuan mengerjakan soal-soal ujian dengan tulisan yang teratur, rapi, dan mudah dibaca (Waridjan, 1991).
 Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Merespons sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi pekerti (pendidikan karakter), terutama melalui dua mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, telah diupayakan inovasi pendidikan karakter.Inovasi tersebut adalah:
1.      Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua matapelajaran. Integrasi yang dimaksud meliputi pemuatan nilai-nilai kedalam substansi pada semua mata pelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi dipraktikkannya nilai-nilai dalam setiapaktivitas di dalam dan di luar kelas untuk semua mata pelajaran.
2.      Pendidikan karakter juga diintegrasikan ke dalam pelaksanaan kegiatanpembinaan peserta didik.
3.      Selain itu, pendidikan karakter dilaksanakan melalui kegiatanpengelolaan semua urusan di sekolah yang melibatkan semua wargasekolah (Dit. PSMP Kemdiknas, 2010).Dari ketiga bentuk inovasi di atas yang paling penting dan langsung bersentuhan dengan aktivitas pembelajaran sehari-hari adalah pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Pengintegrasian pendidikan karakter melalui proses pembelajaran semua mata pelajaran di sekolah sekarang menjadi salah satu model yang banyak diterapkan. Model ini ditempuh dengan paradigma bahwa semua guru adalah pendidik karakter (charactereducator).Semua mata pelajaran juga disasumsikan memiliki misi dalam membentukkarakter mulia para peserta didik (Mulyasa, 2011: 59)
c.       lingkungan
Lingkungan adalah penyebab pengaruh besar terhadap perkembangan terbentuknya karakter seseorang yang pada mulanya diawali dari kepribadian yang diajarkan maupun yang telah diperoleh dari orang tua. Bagaimana cara orang tua memberikan arahan kepada kita tentang hal-hal yang kiranya baik untuk kita. Dari itulah awal mula pendidikan karakter didapat dan mulai berkembang dalam diri seseorang.
Menurut sebuah penelitian yang dikutip oleh DR. Zakiah Daradjat, perilaku manusia itu 83 % dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11 % oleh apa yang didengar dan 6 % sisanya oleh berbagai stimulus campuran. Maka nasehat orang tua hanya memiliki tingkat efektifitas 11 %, dan hanya contoh teladan orang tua saja yang memiliki tingkat efektifitas tinggi.
Ada tiga lingkaran lingkungan yang membentuk karakter manusia: keluarga, sekolah dan masyarakat. Meski ketiganya saling mempengaruhi, tetapi pendidikan keluarga paling dominan pengaruhnya. Jika suatu rumah tangga berhasil membangun keluarga sakinah, maka peran sekolah dan masyarakat menjadi pelengkap. Jika tidak maka sekolah kurang efektip, dan lingkungan sosial akan sangat dominan dalam keluarga.
KESIMPULAN
Karakter memiliki arti: Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun social ialah mereka yang memiliki Akhlaq, moral, dan budi pekerti yang baik. Mengingat itu semua sangat penting harus di awali dari dunia pendidikan. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dalam rangka membentuk manusia yang berkarakter baik.
Pendidikan karakter, dewasa ini menjadi sangat penting, bahkan mendesak sebagai bagian dari solusi atas problematika kehidupan yang semakin jauh dari norma-norma kehidupan yang semestinya.
Implementasi pendidikan berkarakter dapat diakukan dengan proses kegiatan intra dan ekstra kurikuler, pembelajaran yang berkarakter serta penerapan dalam lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat melalui pembiasaan-pembiasaan yang mengarah pada pendidikan karakter
PENUTUP
Demikian karya sederhana ini kami sajikan, ketidaksempurnaan pasti selalu melekat pada diri kami yang masih selalu belajar untuk berusaha lakukan yang terbaik. Selamat mengkritisi tulisan kami. Semoga menambah inspirasi.

















DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan Nasional, Aktualisasi Pendidikan Karakter, 2010, Jakarta
Eales pupert, 2004, The Effective Leaders, Diva Press, Jogjakarta.
Syarkawi, 2011, Pembentukan Kepribadian Anak, PT Bumi Aksara, Jakarta
Ali Muhammad, 2006, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Amani, Jakarta






IT by SMK Al Syai'riyah | Distributed by Fasya