URGENSI PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER DI SEKOLAH
KARYA TULIS
LEMBAGA PERS & JURNALISTIK
SMK AL
SYA’IRIYAH LIMPUNG
KOMPETENSI
KEAHLIAN FARMASI
B A T A
N G
A.
Latar Belakang
Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki.
Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai
bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu,
menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua. Keinginan menjadi bangsa yang berkarakter
sesunggungnya sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia.
Situasi sosial, kultural masyarakat kita akhir-akhir ini memang semakin mengkhawatirkan.
Ada berbagai macam peristiwa dalam pendidikan yang semakin merendahkan harkat
dan martabat manusia. Hancurnya nilai-nilai moral, merebaknya ketidakadilan,
menjamurnya kasus korupsi, terkikisnya rasa solidaritas telah terjadi dalam
dunia pendidikan kita. Bisa dikatakan saat ini negara kita sedang dilanda wabah
“demoralisasi akut” yang menunggu untuk segera di atasi, jika tidak ingin
negara ini menjadi semakin hancur. Dari sini kemudian muncul pertanyaan ada apa
dengan pendidikan kita? Rupanya usaha perbaikan di bidang pendidikan dirasa
tidak hanya cukup dengan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan saja,
melainkan membutuhkan perencanaan kurikulum yang sangat matang yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan bangsa.
Selain persoalan di atas, akhir-akhir ini telah terjadi perubahan nilai
yang sangat cepat sebagai dampak kemajuan teknologi, informasi dan globalisasi.
Oleh sebab itulah bagaimanakah mempersiapkan atau membangun karakter bagi
peserta didik dalam menghadapi pengaruh global. Untuk itu kurikulum pendidikan
karakter harus diterapkan di setiap satuan pendidikan kita mengingat berbagai
macam perilaku yang tidak mendidik telah merasuk dalam sendi-sendi
penyelenggaraan pendidikan dan kehidupan masyarakat kita.
Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karakater
manusia dan bangsa Indonesia agar memiliki karkater yang baik, unggul dan
mulia. Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan
memiliki peran penting dan sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk
potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan terjadi transformasi yang
dapat menumbuh kembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang
tidak baik menjadi baik.
Pendidikan karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia
dini. Karena usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukkan karakter
seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada
seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa
dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha
yang strategis. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa “walaupun jumlah
anak-anak hanya 25% dari total penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan.
Oleh karena itu, penanaman moral pendidikan karakter sedini mungkin kepada
anak-anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa.
Sebagaimana teori yang mengatakan bahwa pada usia dini 0 – 6 tahun adalah
masa dimana otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada masa itu adalah
masa-masa emas anak (golden age) dimana pada masa itu segala aspek perkembangan
fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk dan pada masa 0-6 tahun pula
otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi tanpa melihat dan tanpa
dapat membedakan apakah informasi yang diterima tersebut baik atau buruk.
Ki Hajar Dewantara juga dengan tegas menyatakan bahwa “pendidikan merupakan
daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi jelaslah,
pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik.
Di sinilah pentingnya pendidikan karakter.
B. Tujuan
Pendidikan Karakter
1. Memberikan
pemahaman kepada siswa tentang pentingmya pendidikan
2. Mengarahkan
kepada siswa agar berperilaku dan melakukan tindakan yang mulia
3.
Terintegrasinya
nilai-nilai karakter pada setiap siswa
4. Dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter
5. Terbentuknya karakter yang baik
C.
Manfaat
Pendidikan Karakter
1. Mampu
berkomunikasi, berinteraksi dan bersosialisasi di lingkungan sekitar
2. Menumbangkan
rasa pesimisme
3. Membangun
jati diri melalui peran moral, intelektual, emosional dan sosial
D.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
makna dan khakekat pendidikan karakter?
2. Seberapa
pentingkah pendidikan karakter di sekolah?
3. Bagaimana
implementasi pendidikan karakter di sekolah?
E.
Pembahasan
1. Makna
dan khakekat pendidikan karakter
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter
merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah mustika hidup
yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter adalah manusia
yang sudah membinatang. Orang-orang yang berkarakter kuat dan
baik secara individual maupun social ialah mereka yang memiliki Akhlaq, moral,
dan budi pekerti yang baik. Mengingat itu semua sangat penting harus di awali
dari dunia pendidikan,,memulai dari Sekolah Dasar (SD) dimana pendidikan dasar
di mulai , bahkan dari usia dini (TK/PAUD).
Penguatan pendidikan Karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk
mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di Negara kita. 18 nilai-nilai dalam
pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
a. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e.
Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
f. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i.
Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j.
Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k.
Cinta
Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
l.
Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
m. Sahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
n.
Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
o.
Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p.
Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q.
Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r.
Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Pentingnya pendidikan karakter di lingkungan sekolah
Sejalan dengan arus globalisasi saat ini, banyak orang yang berloma lomba
memajukan IPTEK, berbagai persaingan pun dititikberatkan pada skill dan nilai akademis hingga
kebanyakan dari mereka berlomba mengejar material dan popularitas semata.
Praktis dunia pendidikan sekarang hanya memprioritaskan pendidikan akademis
bagi para siswanya, sehinga pendidikan karakter menjadi dikesampingkan. Lalu
bagaimana dampaknya pada generasi penerus bangsa ini? Yang melupakan pendidikan
karakter dan hanya mengejar IQ yang dianggap sebagai kunci sukses. Bukankah
pemuda sekarang adalah pemimpin di masa mendatang? Lalu bagaimana dengan nasib
bangsa ini jika pemimpinnya tidak mempunyai karakter yang baik?
Fenomena yang terjadi telah menjawab bagaiman kondisi bangsa kita
sekarang ini, mulai dari permasalahan para pelajar yang terjerumus pada
pergaulan bebas, aksi tawuran, demonstrasi yang anarkis, hingga masalah hal
tabu seperti seks bebas yang kini menjadi lumrah, kemudian meluas lagi pada
masalah pemerintahan dan kemasyarakatan seperti masalah ekonomi dan sumber daya
yang tertinggal karena monopoli para pejabat kaya, hingga para pemimpinnya yang
korupsi. Timbulnya permasalahan ini tidak lain karena kurangnya pendidikan
karakter dalam setiap individu.
Peran pendidikan karakter bagi siswa ini sebenarnya sebagai pondasi siswa
dalam setiap tindakan dan pemikirannya. Pembentukan karakter bagi siswa di
lingkungan sekolah melalui proses pembelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler,
sehingga siswa mampu menentukan sebuah pilihan dan memecahkan masalah. Selain
itu pendidikan karakter juga dapat berpengaruh terhadap hal berikut:
a.
Membangun
Kekuatan Afirmasi
Seseorang akan
dapat memvisualisasikan prinsip hidup yang diperoleh melalui keenam prinsip
dalam pembangunan mental berdasarkan rukun iman. Afirmasi atau penegasan
memiliki lima dasar yaitu: Pribadi, positif, masa sekarang, visual dan emosi.
b.
MENINGKATKAN
KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL (ESQ)
Tingkat IQ atau
kecerdasan intelektual atau kecerdasan otak seseorang umumnya tetap,sedangkan
EQ (kecerdasan emosi) dapat terus ditingkatkan seperti : kemampuan
merasakan,memahami,dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan energi
sebagai sumber energi ,informasi,koneksi,dan pengaruh manusia.
c.
MEMBANGUN
PENGALAMAN POSITIF
Energi positif di dalam diri akan
menjadi kekuatan yang memetakan dan menganalisis semua informasi yang masuk ke
dalam diri, sehingga diri bisa mengendalikan pikiran dan emosinya, juga bisa
menghindarkan dirinya dari bahaya stres oleh berbagai peristiwa negatif
d.
PEMBANGKIT DAN
PENYEIMBANG ENERGI BATINIAH PENGASAHAN PRINSIP
Anda masih ingat hukum kekekalan energi
? energi tidak hilang, tetapi ia hanya berubah bentuk. Begitu juga iman, iman
melahirkan sebuah keinginan untuk berbakti kepada Allah, dan keinginan adalah
sebuah energi atau dorongan. Terkadang keinginan batin itu tidak dapat di
akomodir lingkungan, maka yang terjadi adalah sesorang akan merasa kecewa
akibat ketakseimbangan antara keinginan dan kenyataan.
e.
PELATIHAN
KETANGGUHAN SOSIAL
1) Bersama
– sama kesulitan ada kemudahan.
Dalam Al Qur’an Surat Al insyirah ayat 6 artinya :
Dalam Al Qur’an Surat Al insyirah ayat 6 artinya :
“Sesungguhnya bersama – sama kesulitan
itu akan ada kemudahan’’.
Hidup akan menjadi sulit, jika hati kita membuatnya sulit, tetapi sebaliknya hidup akan menjadi mudah jika kita membuatnya mudah.
Hidup akan menjadi sulit, jika hati kita membuatnya sulit, tetapi sebaliknya hidup akan menjadi mudah jika kita membuatnya mudah.
2) Momentum Perubahan.
Momentun melakukan suatu perubahan, baru akan terjadi ketika kita mampu beradaptasi dengan segala bentuk perubahan, baik yang memiliki kecepatan tinggi atau sebaliknya.
Momentun melakukan suatu perubahan, baru akan terjadi ketika kita mampu beradaptasi dengan segala bentuk perubahan, baik yang memiliki kecepatan tinggi atau sebaliknya.
f. GARIS
ORBIT DAN MAKNA KIBLAT
Sederhananya,
karakter pribadi harus tetap beredar pada garis orbit yang
selalu mengelilingi titik Allah. Karakter yang harus selalu sesuai dengan suara hati dalam God Spot dan dengan enam azaz
rukun iman, yang dikelilinginya lima kali dalam sehari semalam. Tapi terlalu
banyak orang yang beredar diluar garis orbit, meski fisiknya sudah melakukannya
lima kali dalam sehari semalam, namun jiwa, pikiran serta tingkah lakunya
mengorbit dan berpusat pada prinsip yang lain.
Dengan
terbentuknya karakter siswa maka siswa dapat mengimplementasikan sikap
toleransi, jujur, religius, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, tanggung
jawab dan demokratis, sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah dan
menentukan sebuah pilihan semakin baik. Bisa membedakan mana yang harus
diutamakan antara kepentingan pribadinya dan kepentingan masyarakat. Akhirnya
terciptalah sebuah dedikasi yang nyata, maka tidak ada pelajar yang terjerumus
pada pergaulan bebas, aksi tawuran, demonstrasi yang anarkis, hingga masalah
hal tabu seperti seks bebas, para pejabat kaya yang otoriter, bencana yang
melanda karna ulah tangan manusia serakah, hingga para pemimpin yang korupsi.
3. Implementasi
pendidikan karakter di sekolah
a. Dalam
kegiatan ekstra kurikuler
Landasan
dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan apa yang ada di dalam
Panduan Model Pengembangan Diri yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional (2009:19) online, bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi :
1) Pengembangan,
yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas
peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
2) Sosial,
yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa
tanggung jawab sosial peserta didik.
3) Rekreatif,
yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks,
mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
4) Persiapan
karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir
peserta didik.
Selain itu
juga dapat berperan sebagai pembentukan karakter siswa. Dalam ekstrakurikuler
siswa diarahkan dalam berbagai hal seperti ekstrakurikuler PMR yang mengadakan
kegiatan bhakti sosial seperti penggalangan dana untuk bantuan masyarakat yang
kurang mampu, hikmah dalam kegiatan tersebut siswa dapat menjadikan
pembelajaran bagaimana hidup dalam kekurangan dan kesulitan, hingga dapat
dijadikan acuan tindakan, bagaimana seharusnya memanejemen waktu dan keuangan,
tidak senang menghamburkan rizki, selalu mengsyukuri nikmat dan pemberian. Muncul
pula keinginan untuk meringankan beban masyarakat yang tidak mampu, dimulai
dari hal kecil seperti menyisihkan sebagian uang saku untuk sedekah. Dari hal
kecil tersebut berkembang menjadi keinginan yang lebih besar, contohnya dengan
mengajak teman teman dan keluarga menggalang dana untuk disalurkan bagi mereka
yang tidak mampu.
Selain
kegiatan bakti sosial dapat kita lihat pula dalam ekstrakurikuler PMR yang
mengajarkan tentang bagaimana kita menjadi kader remaja di sekolah,menerapkan
pola hidup sehat di sekolah,cinta lingkungan,dan kegiatan yang bermanfaat bagi
kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu donor
darah.
Dari donor
darah tersebut setidaknya bisa menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebersamaan
dalam merasakan suka dan duka dengan orang yang membutuhkan donor darah.
Lain dari
kegiatan PMR lain pula dengan kegiatan
pramuka. Sebagai contoh dalam proses pendirian tenda, perlu mengetahui
bagaimana langkah langkah mendirikan tenda agar tenda itu dapat berdiri dan
dapat di gunakan. Dengan proses pendirian tenda tersebut terjadilah kerja sama, kreativitas, efesien
waktu dan kedisiplinan sangatlah penting untuk di terapkan.
Interaksi
antara junior dan senior dalam kegiatan pramuka, seperti adanya gojlokan,
dimana junior selalu disalahkan, digertak, dicaci, hingga harus melakukan
tindakan konyol seperti menyatakan cinta pada seniornya, memakai pakaian
seperti orang gila, dan lain sebagainya. Proses tersebut sebenarnya dapat mengokohkan
mental junior, bagaimana mereka dapat memposisikan diri kapan saatnya junior
harus tunduk pada senior, harus melawan instruksi senior, dan kapan saatnya
membela diri.
b. Pembelajaran
Berkarakter
Dalam pembelajaran pendidikan berkarakter di sekolah, kita dapat melihat
dari tahun 2013 ini, sebagaimana kurikulumnya lebih mengarah kepada pendidikan
karakter, kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik
dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh. Kegiatan belajar mengajar
misalnya, model pembelajaran lebih banyak praktek dibandingkan dengan materi yang
diberikan, ini bertujuan untuk melatih siswa agar lebih aktif saat pelajaran
dan mampu berkomunikasi dengan baik, lebih menekankan pemecahan masalah secara
aktif, dan juga melibatkan diskusi untuk melatih penalaran, ekspresi dan etika
dalam berbeda pendapat dari pemikiran bersama.
Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Merespons sejumlah kelemahan dalam
pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi pekerti (pendidikan karakter),
terutama melalui dua mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, telah diupayakan inovasi
pendidikan karakter. Inovasi tersebut adalah:
1.
Pendidikan karakter dilakukan
secara terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran. Integrasi yang dimaksud
meliputi pemuatan nilai-nilai kedalam substansi pada semua mata pelajaran dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi dipraktikkannya
nilai-nilai dalam setiap aktivitas di dalam dan di luar kelas untuk semua
mata pelajaran.
2.
Pendidikan karakter juga
diintegrasikan ke dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan peserta didik.
3.
Selain itu, pendidikan karakter
dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan semua urusan di sekolah yang
melibatkan semua warga sekolah (Dit. PSMP Kemdiknas, 2010).Dari ketiga bentuk
inovasi di atas yang paling penting dan
langsung bersentuhan dengan aktivitas pembelajaran sehari-hari adalah
pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Pengintegrasian pendidikan
karakter melalui proses pembelajaran semua mata pelajaran di sekolah
sekarang menjadi salah satu model yang banyak diterapkan. Model ini ditempuh
dengan paradigma bahwa semua guru adalah pendidik karakter (character
educator).Semua mata pelajaran juga memiliki misi dalam membentuk karakter
mulia para peserta didik (Mulyasa, 2011: 59)
Pada kurikulum ini guru hanya
menerangkan sebagian kecil materi pelajaran yang disampaikan, selanjutnya guru
hanya memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada siswa, itu berlaku untuk
semua mata pelajaran. Dalam menentukan keberhasilan siswa, guru harus menilai
dan mempertimbangkan beberapa aspek seperti pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif) dan perilaku (psikomotor). Seorang siswa yang menempuh
ujian secara tertulis juga dinilai kemampuan pendidikan karakter
yaitu kemampuan melakukan kejujuran dengan tidak menyontek dan bertanya kepada
teman, hal ini disikapi karena perbuatan-perbuatan tersebut tidak baik. Di
samping itu, dinilai dari kemampuan
gerak-geriknya, yaitu kemampuan mengerjakan soal-soal ujian dengan tulisan yang
teratur, rapi, dan mudah dibaca (Waridjan, 1991).
Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Merespons sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi pekerti (pendidikan
karakter), terutama melalui dua mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan, telah diupayakan inovasi pendidikan karakter.Inovasi tersebut
adalah:
1.
Pendidikan karakter dilakukan
secara terintegrasi ke dalam semua matapelajaran. Integrasi yang dimaksud
meliputi pemuatan nilai-nilai kedalam substansi pada semua mata pelajaran dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi dipraktikkannya
nilai-nilai dalam setiapaktivitas di dalam dan di luar kelas untuk semua
mata pelajaran.
2.
Pendidikan karakter juga
diintegrasikan ke dalam pelaksanaan kegiatanpembinaan peserta didik.
3.
Selain itu, pendidikan karakter
dilaksanakan melalui kegiatanpengelolaan semua urusan di sekolah yang
melibatkan semua wargasekolah (Dit. PSMP Kemdiknas, 2010).Dari ketiga bentuk
inovasi di atas yang paling penting dan langsung bersentuhan dengan aktivitas
pembelajaran sehari-hari adalah pengintegrasian pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran. Pengintegrasian pendidikan karakter melalui proses
pembelajaran semua mata pelajaran di sekolah sekarang menjadi salah satu
model yang banyak diterapkan. Model ini ditempuh dengan paradigma bahwa semua
guru adalah pendidik karakter (charactereducator).Semua mata pelajaran juga
disasumsikan memiliki misi dalam membentukkarakter mulia para peserta didik
(Mulyasa, 2011: 59)
c. lingkungan
Lingkungan adalah penyebab pengaruh besar
terhadap perkembangan terbentuknya karakter seseorang yang pada mulanya diawali
dari kepribadian yang diajarkan maupun yang telah diperoleh dari orang tua. Bagaimana
cara orang tua memberikan arahan kepada kita tentang hal-hal yang kiranya baik
untuk kita. Dari itulah awal mula pendidikan karakter didapat dan mulai
berkembang dalam diri seseorang.
Menurut sebuah penelitian yang dikutip oleh DR. Zakiah Daradjat, perilaku
manusia itu 83 % dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11 % oleh apa yang didengar
dan 6 % sisanya oleh berbagai stimulus campuran. Maka nasehat orang tua hanya
memiliki tingkat efektifitas 11 %, dan hanya contoh teladan orang tua saja yang
memiliki tingkat efektifitas tinggi.
Ada tiga lingkaran lingkungan yang membentuk karakter manusia: keluarga, sekolah dan masyarakat. Meski ketiganya saling mempengaruhi, tetapi pendidikan keluarga paling dominan pengaruhnya. Jika suatu rumah tangga berhasil membangun keluarga sakinah, maka peran sekolah dan masyarakat menjadi pelengkap. Jika tidak maka sekolah kurang efektip, dan lingkungan sosial akan sangat dominan dalam keluarga.
Ada tiga lingkaran lingkungan yang membentuk karakter manusia: keluarga, sekolah dan masyarakat. Meski ketiganya saling mempengaruhi, tetapi pendidikan keluarga paling dominan pengaruhnya. Jika suatu rumah tangga berhasil membangun keluarga sakinah, maka peran sekolah dan masyarakat menjadi pelengkap. Jika tidak maka sekolah kurang efektip, dan lingkungan sosial akan sangat dominan dalam keluarga.
KESIMPULAN
Karakter
memiliki arti: Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain. Karakter
merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah mustika hidup
yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter adalah manusia
yang sudah membinatang. Orang-orang yang berkarakter kuat dan
baik secara individual maupun social ialah mereka yang memiliki Akhlaq, moral,
dan budi pekerti yang baik. Mengingat itu semua sangat penting harus di awali
dari dunia pendidikan. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dalam rangka
membentuk manusia yang berkarakter baik.
Pendidikan karakter, dewasa ini
menjadi sangat penting, bahkan mendesak sebagai bagian dari solusi atas
problematika kehidupan yang semakin jauh dari norma-norma kehidupan yang
semestinya.
Implementasi pendidikan
berkarakter dapat diakukan dengan proses kegiatan intra dan ekstra kurikuler,
pembelajaran yang berkarakter serta penerapan dalam lingkungan, baik lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat melalui pembiasaan-pembiasaan yang mengarah
pada pendidikan karakter
PENUTUP
Demikian karya sederhana ini
kami sajikan, ketidaksempurnaan pasti selalu melekat pada diri kami yang masih
selalu belajar untuk berusaha lakukan yang terbaik. Selamat mengkritisi tulisan
kami. Semoga menambah inspirasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan Nasional,
Aktualisasi Pendidikan Karakter, 2010, Jakarta
Eales pupert, 2004, The
Effective Leaders, Diva Press, Jogjakarta.
Syarkawi, 2011, Pembentukan
Kepribadian Anak, PT Bumi Aksara, Jakarta
Ali Muhammad, 2006, Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Amani, Jakarta